MoU dan Komitmen bersama BKKBN dengan Kemenag, KUA Merupakan Pos Strategis pemutus Mata Rantai Anak Stunting
Bintan - Pemerintah Kabupten Bintan melalui BKKBN melakukan Audiensi dan MoU komitmen bersama dengan Kementerian agama kabupaten bintan tentang pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan 3 bulan pranikah sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu. bertempat di ruang rapat lantai II bupati bintan, kamis siang (18/08/2022)
Pelaksanaan Audiensi dan MoU ini dilaksanakan pada saat kunjungan Deputi Bidang pengembangan, pelatihan dan penelitian BKKBN Prof.drh.Muhammad Rizal Damanik, yang di dampingi kepala perwakilan BKKBN Kepri Rohinah, M.Si. kegiatan ini juga di ikuti kepala Dinas Kesehatan, dr. Gama, Kepala DP3KB Bintan, sekretaris dan staf ASN, Camat, KUA, Puskesmas se-Kabupaten Bintan.
Menurut Deputi Bidang pengembangan, pelatihan dan penelitian BKKBN Muhammad Rizal Damanik, menyampaikan bahwa stunting itu merupakan masalah Klasik/lama yang di hadapi Indonesia, Pemerintah melalui Kementrian,pemerintah daerah telah melakukan investasi, sudah banyak anggaran dikeluarkan untuk melakukan Intervensi dalam penurunan stunting.
" Stunting itu tidak mati, namun bayi stunting akan tetap hidup dengan segala kekurangannya," imbuhnya
Jadi, melalui MoU dan Komitmen bersama ini strategi pertama mencegah bayi lahir stanting yang baru Kita akan prioritaskan permasalahan di hulu, yaitu Catin (calon pengantin). jadi, Kemenag dalam hal ini KUA merupakan salah satu pos yang harus dikunjungi oleh para Catin. disinilah letak Stategisnya upaya kita memetong mata rantai anak stunting. Cecar Rizal
Sebelum ijab khobul, lanjut Rizal, para catin akan mendapat edukasi berupa Konseling melalui Tim pendamping Keluarga (bidan, kader PKK, kader keluarga berencana) tingakat kecamatan kelurahan dan desa dalam mengintervensi melakukan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat dengan mengkonsumsi makan makanan bergizi. agar, tumbuh kembang kandungan si ibu itu sehat, sehingga dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualiatas menjadi generasi emas yang unggul.
"Strategi pertama kita adalah dari Hulunya, dengan target sasaran kita para calon pengantin (Catin). Karna, pengantin akan menjadi seorang ibu, agar kehamilannya sehat harus kita intervensi tumbuh kembang bayi agar tidak stunting," tambahnya
Kurang dari 60 persen, Lanjut Rizal, ibu-ibu melahirkan enggan melakukan "ASI Ekslusif" sayang sekali, padahal ASI itu sangat penting di 1000 hari pertama kehidupan (1000HPK), ASI adalah satu-satunya makanan yang sangat cocok bagi bayi kandungan dan komposisinya sangat dibutuhan bayi.
"ASI adalah makanan pokok nan Ajaib bagi Bayi. Selain protein, ASI juga tinggi kandungan karbohidrat, terutama laktosa. Setidaknya, laktosa pada ASI ini menyumbang energi sebesar 42 persen. Tidak hanya penting untuk otak, laktosa ini juga mencegah pertumbuhan bakteri jahat dan melancarkan pencernaan dan penyerapan kalsium serta mineral lainnya," Ungkapnya
BKKBN akan perkaya lagi dan akan periksa para catin dengan menggunakan sebuah Aplikasi Elektronik Siap Nikah Dan Hamil ( Elsimil). Jadi, 3 bulan sebelum menikah akan di input data calor pengantin (catin)
"Melalui Aplikasi Elsimil ini catin akan diketahui ke datanya baik data kesehatan maupun data fisik bagi calon pengantin wanita. Sehingga TPPS bisa tahu yang menikah namun beresiko," Tutupnya
Sementara itu menurut Asisten III setda Pemerintah kabupaten Bintan drh.Kartini Bintan sangat merespon dan menyambut baik dan mendukung penuh melalui KUA di seluruh wilayah kabupaten bintan berpartisipasi penuh guna memenutus mata rantai stunting di hulunya. Kita Sangat mengapresiasi informasi sangat bermanfaat yang disampaikan Profesor. muhammmd Rizal Damanik, selaku Deputi BKKBN. Ucap Kartini
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat secara bertahap penurunan stanting tampak nyata, selama ini kita berpikir permasalahan stunting dari Hilir ternyata dari Hulu." Tutupnya